Ngapak Kepenak Nemen (NKN) Ala Brebes

photo author
- Senin, 16 Agustus 2021 | 15:38 WIB
ngapak
ngapak


Jakarta, Klikanggaran-- Ada hal yang menarik yang terjadi dalam acara Webinar dan Bedah Buku dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1422 H dan HUT RI ke 76 yang mengambil tema “Peran Sastra dalam Membangun Daerah Memperkuat NKRI”. Kegiatan yang dilakukan secara daring diikuti oleh peserta yang datang dari berbagai daerah melalui platform zoom meeting.


Acara yang dibuka secara resmi oleh bupati Brebes ibu hj. Idza Priyanti, S.E.,M.H. pada Rabu 11 Agustus 2021 dimana pada sambutannya beliau mengapresiasi terbitnya buku Puisi Brebesan Edisi Ngapak Kepenak Nemen (NKN) karya Uswadin dan Legi Surawati yang mengekspose kembali suasana Brebes dengan gaya Bahasa Ngapak khas Brebes. Ada cerita tentang Batik Salem, Sekolah Nyeker, sampai yang lucu Kapal Mabur Njaluk Duite. Pembicara dalam kesempatan itu juga tidak kalah menarik mulai dari mulai Juri Ardiantoro, Ph.D., Deputi II KSP, Drs. Atmo Tan Sidik, budayawan Brebes Tegalan dan pembina Rumah Literasi Waskita, Drs. Oyos Saroso HN, jurnalis Lampung dan Dr. Maufur, M.Pd., Budayawan dan Dosen PPS Universitas Pancasakti.


-
Sampul buku Ngapak Kepenak Nemen yang ditulis oleh Dr. Uswadin, M.Pd. dan Dra. Legi Surawati

Diskusi yang menarik dan mengundang perhatian publik baik dari dalam maupun luar negeri  diantaranya hadir dari Universitas Gajah Mada Jogjakarta Prof. Dr. H. Muhadjir M. Darwin, M.P.A., dari Universitas Negeri Jakarta hadir Prof. Dr. A. Sofyan Hanif, M.Pd., hadir juga dari  Universitas Osaka Jepang Ibu Dr. Dwi Puspitorini, dengan kawannya Dr. Turita Indah Setyani, dan penulis disertasi Identitas ke-Tegalan Dr. Dina Nurmalisa, Kahumas Kabupaten Brebes dan Kadis Kebudayaan, Ketua KPU Brebes Muammar Riza Pahlevi, M. H.serta dari kalangan guru dan masyarakat umum.


-
Juri Ardiantoro, Ph.D., Deputi II KSP

Dalam diskusi tersebut terungkap bahwa sastra memiliki peran yang besar dalam menyadarkan masyrakat untuk mengenalkan daerah serta potensinya, dengan demikian masyarakat akan dapat berpartisipasi dalam membangun daerahnya. Buku tersebut juga menyajikan tempat tempat wisata yang menarik di Brebes serta Adat istiadat Brebes yang sudah mendapat penghargaan dari Kemendikbud, seperti adat Ngasa serta Batik yang sudah diakui oleh Unesco. Hal yang menarik adalah Puisi juga mengingatkan masa lalu yang dapat mengigatkan memori public atas peristiwa lama yang sudah terlupakan. Tidak kalah menariknya adalah nuansa religi yang menyelinap di setiap puisi agar manusia-manusia di jaman era industry 4.0 untuk tetap ingat kepada penciptanya. Buku ini juga memuat kondisi terbaru yang melanda dunia saat ini dengan judul Covid Sangalas, yang menjelaskan dengan ringan bahaya, pennularan dan pencegahan Covid itu sendiri.


-
Dr. Uswadin, M.Pd., salah seorang penulis buku

Diskusi yang digelar dua setengah jam akhirnya mulur mendekati tiga jam dan ditutup menjelang adzan dzuhur. Pada pesan terakhir bupati Brebes untuk mengulik hal-hal lain yang belum sempat disentuh khususnya Bahasa Sunda yang memang bagian dari budaya Brebes. Pada akhirnya penulis buku diberikan kesempatan untuk menutup diskusi oleh moderator dan ia mengucapkan terima kasih kepada Bupati dan jajarannya, kepada pembicara dan moderator serta peserta yang setia mengikuti diskusi selama 3 jam. Penulis mengucapkan maaf apabila ada kata atau karya yang masih belum semmpurna, pungkasnya.


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X