JAKARTA – Siapa sangka Amerika Serikat (AS), negara didaya yang memeiliki persenjataan super canggih itu bakal bisa dihancurkan oleh virus yang ukurannya sangat kecil. Tapi, tan satu pun pada awalnya yang mampu prediksi daya rusak sang virus tersebut. Nyatanya satu per satu negara besar kewalahan.
Ekonomi Amerika Serikat dinilai berpotensi jatuh ke jurang kehancuran seiring dengan pesatnya pertambahan pengangguran di sana. Namun, diperkirakan masih ada satu cara untuk menghindari kemungkinan terburuk itu terjadi.
Akibat Corona, Traveloka Merumahkan 100 Karyawannya?
Ekonom dan Pendiri Eudaimonia & Co Umair Haque mengatakan bahwa virus corona menjadi momok dan penghancur ekonomi modern. Menurutnya, sedemikian hebatnya daya hancur virus corona benar-benar tak pernah diperkirakan dunia modern sebelumnya.
“Bahkan dampaknya tidak seperti perang, bencana alam, ataupun krisis finansial. Saat ekonomi turun 25 persen secara tiba-tiba, ireversibel, bersifat jangka panjang, dan diikuti peningkatan pengangguran, ekonomi boleh dikatakan telah selesai,” jelasnya seperti dikutip dari eand.co, Jumat (10/4/2020).
China Isyaratkan Mengakhiri Konsumsi Daging Anjing oleh Manusia
Menurutnya, angka penurunan sekitar 25 persen dari total ekonomi AS yang bernilai US$20 triliun per tahun menggambarkan implikasi yang sangat dahsyat.
Kegiatan usaha berhenti, pasar tenaga kerja hancur dan tak akan kembali, pendapatan ambles dan tabungan hilang, adalah gambaran dampaknya ke depan bagi seluruh warga AS.
Dalam skenario yang buruk itu, dia memperkirakan kehancuran ekonomi juga akan diikuti oleh kehancuran demokrasi. Kehancuran ekonomi dinilai sebagai era berakhirnya dunia modern, kultur, politik yang sudah mengakar di masyarakat selama ini.
Dia cukup meyakini proyeksinya tentang kehancuran ekonomi AS setelah melihat stimulus yang diberikan. Menurutya, stimulus yang diberikan paling banter hanya mampu memperpanjang nafas ekonomi hingga 1—2 pekan. Padahal, virus ini bisa menghentikan ekonomi hingga berbulan-bulan.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa skenario buruk ini masih bisa dihindari. Caranya adalah memastikan stimulus terus diberikan untuk menopang ekonomi. Artinya, bukan hanya untuk 1—2 pekan saja, tetapi hingga berbulan-bulan selama virus corona masih menjadi horor nyata.
Pemerintah Negeri Paman Sam perlu memberikan pinjaman atau utang kepada masyarakatnya sendiri. Dalam kondisi ini, menurutnya, uang hanyalah fiksi sosial. Pemerintah perlu terus mencetak cek untuk memastikan kelangsungan ekonomi AS.
Menurutnya langkah ini sangat mungkin dilakukan, karena pada dasarnya, masyarakat dan dunia usaha hanya berutang kepada pemerintah. Dalam arti lain, AS hanya berutang kepada dirinya sendiri.
Dengan cara ini, lanjutnya, sangat mungkin setelah pandemi berakhir Bank Sentral kemudian menghapuskan utang-utang yang dihasilkan untuk membiayai ekonomi tetap berjalan.