New Ecotourism

photo author
- Kamis, 12 Desember 2019 | 11:44 WIB
judge bao
judge bao


Perbincangan tentang Ecotourisme lagi mulai hangat-hangatnya. Semua sibuk mengatakan ecotourisme sebagai trend pariwisata saat ini. Alasannya adalah meningkatnya turis pada usia millenial dan banyak dari mereka yang ingin melakukan perbuatan baik terkait pelestarian lingkungan. Kesadaran mereka tentang kegiatan konservasi dengan membeli craft lokal dan kegiatan terkait pengolahan sampah pun jadi viral.


 Sejalan dengan makin terjangkaunya harga tiket pesawat menyebabkan market industri avisasi membesar sehingga kelas millenial menjadi mampu berkelana alias bertraveling. Kini, traveling menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Negara-negara Asia Pasifik banyak mendapat keuntungan,  kecuali Indonesia sejak 2 tahun lalu. Kenapa Indonesia tidak bisa mengambil keuntungan dari trend tersebut? Penyebabnya adalah di Indonesia, harga harga tiket pesawat yg melonjak tinggi, tidak turun-turun.


Mainland China kini menjadi negara tujuan wisata nomor 3 dunia dengan mengedepankan strategi NEW ECOTOURISM DESTINATION dunia. Mereka memaknai ecotourism itu sejak 2000-an. Tepatnya tahun 2003, yaitu ketika Jinping, Presiden China sekarang, masih menjadi Gubernur wilayah Guizhou, yaitu sebuah daerah terpencil, di bagian selatan China. Sasaran Ecotourism yang dilakukan Jinping adalah INBOUND TOURISM. Fokus pada pasar domestik China, dengan memanfaatkan kuil dan bangunan kuno yg tersebar di Guizhou. Harap diingat bahwa Guizhou menjadi salah satu wilayah tempat shooting film fenomenal JUDGE BAO.


Guizhou menjadi piloting Jinping untuk strategi pengembangan wilayah. Sehingga ketika Jinping menjadi Presiden, pola pengembangan kewilayahan Guizhou sudah siap untuk menarik Internasional Market, baik utk pariwisata maupun nonpariwisata. Karena semuanya by their own design.  Peran Guizhou pun beralih, menjadi lokasi industri CLOUD SERVICES (penyimpanan data) untuk beragam industri dunia.


 Bagaimana pola yang dikembangkan China? Model yang dikembangkan China itu di Indonesia bisa jadi apa yang disebut pengembangan KAWASAN PUSAKA yang kebijakannya ada di ranah Kemendikbud. Jadi yang diurus bukan cuman lanskap alamnya, tetapi juga lanskap sosial, di mana sejarah menjadi titik ajunya. Dengan modal-modal tersebiut, strategi konservasi alam dan sumber daya alam dilakukan. Sehingga menjadi terukur, terarah dan efisien. Bila mengintip data terkait pola ecotourism dan politik perlindungan sumber daya alam China tahun 2018, dari situ saja, wajar kalau China garang di Laut China Selatan dengan konsep 9 Dash Line mereka.


Jika ditarik terus ke arah Indonesia, apa yang mesti dilakukan? Daerah mana yg menarik bagi kelompok wisatawan outbound dari China saat ini? Pariwisata itu seperti menanam bunga. Semua tergantung dengan bagaimana kita menentukan tanahnya, pola perawatannya, intensitas airnya, dan peletakannya untuk pencahayaan sinar matahari (eksternal factor).


Bagaimana konsep ecotourism Indonesia akan dibawa? Kita yang pilih jenis bunga? Atau dipilihkan pihak luar?


------


Penulis Artikel: Arum Kusumaningtyas, Pengamat Hubungan Internasional dan Kebijakan Publik


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X