Program tidak Nyambung Hanif Dhakiri Bikin Jokowi Dongkol

photo author
- Jumat, 20 April 2018 | 10:52 WIB
images_berita_2018_Mar_011231
images_berita_2018_Mar_011231

Jakarta, Klikanggaran.com (20-04-2018) - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia memiliki beberapa program yang jika dibacakan kepada khalayak publik akan terasa enak didengar. Sebut saja program peningkatan kapasitas kelembagaan pelatihan kerja dan produktivitas.

Jika dibaca sekilas, program atau kegiatan yang diklaim Menaker untuk peningkatan kapasitas kelembagaan, serta meningkatkan produktivitas. Publik bisa terbius bahkan mungkin berdecak kagum sambil mengacungkan jari jempol kepada Hanif Dhakiri Menteri Ketenagakerjaan (Kemenaker).

Namun jangan salah, program di atas hanyalah manis di judul saja. Pada kenyataannya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kementerian ketenagakerjaan jauh dari semangat nama programnya alias tidak nyambung.

Bagaimana tidak nyambung, judul programnya peningkatan kapasitas kelembagaan serta produktivitas. Namun yang dijalankan justru membeli mobil. Nah lho, dari sini pembaca mulai sedikit dongkol dan mencoba untuk berkhusnudzon (berbaik sangka).

Mungkin saja, pembelian mobil ini guna menopang program pegawai Kemenaker di lapangan, agar lebih gesit dan gerak cepat dalam menjalankan tugasnya. Tapi sayang, tanpa bermaksud memanas-manasi pembaca kegiatan yang dijalankan (pembelian mobil) ini memang tidak nyambung dengan nama programnya,

Pembelian mobil ini diperuntukan bagi pimpinan balai latihan kerja industri Kemnaker RI yang berlokasi di Aceh. Adapun uang negara yang disiapkan untuk mobil pejabatnya Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri ini sebesar Rp393 juta ini untuk satu unit.

Kelakuan pejabat Kemenaker ini bikin hati mengkal. Jangankan kita sebagai rakyat biasa, Presiden Jokowi saja pernah mengkal juga alias dongkol gara-gara ulah Hanif Dhakiri dengan program-program ngawurnya. 

Masih ingat kan? Bagaimana murkanya Jokowi melihat program pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan anggaran Rp3 miliar. Nama programnya begitu mulia namun sayang dalam pelaksanaan kegiatannya sangat tidak nyambung dan bikin ngelus dada.

Karena dari uang Rp3 miliar, biaya untuk pemulangan TKI dihabiskan Rp500 juta, sisanya sebesar Rp2.5 miliar habis untuk rapat dalam kantor, rapat luar kantor, rapat koordinasi, perjalanan daerah, ATK (alat tulis kantor), dan lain-lainnya. 

Jadi pantas ya, kalau kita dongkol, orang Jokowi saja sampai marah kok. 

 

Penulis: Jajang Nurjaman (Koordinator Investigasi CBA)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X