Jakarta, KlikAnggaran.com — Seperti diketahui, Spanyol tengah berjuang untuk mengatasi penyebaran virus Corona Covid-19 di negaranya. Pemerintah di sana mulai kewalahan karena jumlah korban yang terinfeksi terus merangkak naik. Begitu juga dengan angka kematian yang kini sudah melebihi korban di Tiongkok
Alat rapid test virus corona buatan China yang dipesan oleh Spanyol rupanya memiliki kualitas yang buruk. Di mana tingkat akurasi test kit tersebut sangat rendah.
Dilansir dari South China Morning Post, salah satu lembaga penelitian terkemuka di Spanyol mengunggah penemuan mereka bahwa alat usap hidung yang dikembangkan oleh perusahaan China yakni Shenzhen Bioeasy Biotechnology hanya memiliki tingkat akurasi kurang dari 30%.
Harian Spanyol El País melaporkan sebelumnya bahwa negara itu telah memesan 340.000 alat uji dari perusahaan tersebut. Namun pemerintah kota Madrid akhirnya memutuskan untuk berhenti menggunakan alat Bioeasy.
Selain itu, Kementerian Kesehatan Spanyol juga disebut telah meminta perusahaan Shenzhen untuk mengganti test kit mereka.
Di Spanyol, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona melonjak menjadi 56.188 kasus pada hari Kamis, dengan 4.089 kematian.
Secara global, virus ini telah menginfeksi hampir 520.000 orang dan telah membunuh lebih dari 23.000 orang.
Sementara itu, Manajer bioeasy Zhu Hai membantah karena laporan yang menyebut test kit perusahaannya memiliki tingkat akurasi yang rendah. [Kontan]
Hal yang sama pun terjadi di negara lain, Pemerintah Ceko membeli alat tes cepat COVID-19 (rapid COVID-19 test) dari China sebanyak 300 ribu unit. Ternyata, sekitar 80 persen alatnya malah memberikan hasil salah.
Menurut laporan media lokal Prague Morning, Jumat (27/3/2020), sebanyak 80 persen alat itu memberi hasil false positive atau false negative. Artinya, yang positif Virus Corona malah jadi negatif atau yang sebetulnya negatif malah hasilnya positif.
Parahnya lagi, pemerintah Ceko sudah menggelontorkan 54 juta koruna atau nyari Rp 34 miliar untuk membeli perlengkapan itu. Otoritas kesehatan Ceko berdalih bahwa alat itu memang bukan alat diagnostik dan hanya disarankan jika pasien sudah dua minggu karantina.
Pengalaman yang mirip turut dirasakan Spanyol. Alat tes Virus Corona dari perusahaan China bernama Bioeasy hanya tepat 30 persen saja, alhasil pakar mikrobiologi Spanyol tidak memberikan rekomendasi.
Business Insider menyebut pemerintah Spanyol akhirnya memutuskan mengembalikan 9.000 alat tes itu ke China. Yang dikembalikan adalah sampel dari 600 ribu alat tes yang dibeli dari China.
Meski Bioeasy sudah mengimpor barang kesehatan ke benua lain, pemerintah China berdalih perusahaan Bioeasy yang berada di Shenzhen itu belum punya izin resmi pemerintah.