Rp 1,4 M untuk Mahasiswa Kurang Mampu, Investasi PALI pada Dunia Pendidikan

photo author
- Minggu, 26 Januari 2020 | 13:39 WIB
Mahasiswa
Mahasiswa


Pali, Klikanggaran.com

 

Sebagai Daerah Otonom Baru (DOB), Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) memfocuskan diri pada kebutuhan dasar bagi masyarakat di Bumi Serepat Serasan. Seperti misalnya akses pelayanan kesehatan bagi warga, Air bersih, perumahan, infrastruktur, hingga perhatian di dunia pendidikan.

 


 

Pada dunia pendidikan, Pemerintah Kabupaten Pali step by step terus berbenah membangun dan memperbaiki berbagai fasilitas. Seperti penambahan ruang lokal untuk belajar, halaman sekolah, pagar, hingga membangunan USB gedung sekolah baru.

 


-
Insert//dok.Bupati Pali

 

Bahkan, di tahun 2019 yang merupakan edisi tahun pertama beasiswa digelontorkan, Pemkab Pali telah mengalokasikan anggaran Rp1,4 miliar yang diperuntukkan untuk 100 mahasiswa asal Pali yang kurang mampu.

 

Mereka tersebar diberbagai universitas di tanah air. Banyak pihak mengapresiasi program yang diinisiasi oleh Bupati Pali, Ir H Heri Amalindo tersebut. Pasalnya, hal ini sama saja Pemkab Pali telah melakukan investasi di dunia pendidikan yang pada akhirnya kelak mahasiswa-mahasiswa tersebut bisa ikut berkontribusi dalam membangun Pali.

 

Penuturan mahasiswa asal Pali yang menerima beasiswa

 

Ida Melani, mahasiswa FKIP Universitas Sriwijaya sangat bersyukur bisa menerima beasiswa dari Pemkab Pali. Ia menuturkan salah satu kendala anak muda di Kabupaten Pali dalam menggapai cita-cita adalah kendala biaya.

 

Banyak anak-anak potensial yang mempuyai segudang prestasi harus menghentikan impiannya untuk mewujudkan cita-cita karena terhalang dana.

 

“Orang tua saya juga kemarin ragu saat saya diterima di Unsri lewat jalur SNMPTN. Saya yakinkan orang tua saya dengan pernyataan Pak Bupati (Heri Amalindo) yang saya dengar sendiri. Saat itu Pak Bupati mengatakan Pemkab Pali akan memberikan beasiswa untuk mahasiswa Pali,” ujar mahasiswa semester satu yang cukup banyak menorehkan prestasi pencak silat untuk Kabupaten Pali itu.

 


-
Salah satu orang tua mahasiswa Pali yang menerima beasiswa

 

Beasiswa Pemkab Pali untuk mahasiswa memang menjadi salah satu motivasi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Sebelum ada beasiswa, cukup banyak juga mahasiswa asal Pali yang memiliki tekad. Ada yang nekad dan kemudian mengadu nasib agar impiannya terwujud.

 

Ada yang kuliah sambil bekerja atau kuliah dengan biaya yang seadanya. Seperti yang dilakukan oleh Ardi, mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang. Anak muda asal Desa Tempirai ini nyambi menjadi marbot masjid untuk menghemat biaya hidup di kota besar. Tidak hanya itu saja, disela kesibukan sebagai marbot dan menyelesaikan kuliah, Ardi menyempatkan diri berjualan gorengan untuk menutup biaya kuliah.

 

Alhamdulillah saya bisa dapat beasiswa. Kami mendaftar lewat daring www.beasiswapali.id. Beasiswa ini sangat membantu kami. Kami juga makin termotivasi untuk berprestasi,” terang Ardi.

 


 

Bukan hanya Ardi, kesulitan juga dialami Monika, mahasiswa Universitas Sriwijaya. Gadis cantik asal Talang Anding, Kelurahan Talang Ubi Timur ini nekad kuliah dengan segala keterbatasan. Bahkan, kedua orang 

tuanya sempat menjajakan rumah untuk dijual agar kuliah Monika bisa tuntas sampai sarjana.
-
Mahasiswa asal Pali

 

Fenomena kesulitan ekonomi masyarakat itu pula yang melatarbelakangi Bupati Pali, Heri Amalindo menginisiasi beasiswa mahasiswa itu. Suami Hj Sri Kustina ini sering mendengar langsung keluhan dan kebutuhan para mahasiswa tersebut.

 

“Pendidikan anak-anak Pali yang berprestasi tidak boleh terhenti. Kami selaku orang tua bagi mahasiswa asal Kabupaten Pali menyambut suka cita beasiswa yang diberikan Pemerintah Kabupaten Pali. Suka cita itu diikuti dengan komitmen untuk menempuh pendidikan dengan bersungguh-sungguh. Ikut bertanggung-jawab agar anak-anak tetap berprestasi sehingga dapat membangun Pali. Dengan adanya beasiswa ini, kita berharap anak-anak dapat lebih terpacu untuk berprestasi lebih tinggi," ujar Heri Amalindo.

 

Proses seleksi beasiswa pun dilakukan secara terbuka. Penyaluran beasiswa ini tentunya tidak asal-asalan. Beberapa kriteria ditetapkan agar penerima beasiswa adalah yang benar-benar membutuhkan.

 

Beberapasyarat ketat ditetapkan, seperti, aktif berkuliah di perguruan tinggi yang berakreditasi B (minimal), berasal dari keluarga tidak mampu yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala desa atau lurah, tidak menerima beasiswa dari lembaga lain.

 

Bahkan, kriteria penghasilan orang tua pun ikut ditentukan. Seperti orang tua paling banyak memiliki lahan setengah hektar, total penghasilan orang tua dibagi jumlah anggota keluarga maksimal Rp800.000 setiap bulannya.

 

Bukan hanya itu, untuk memastikan para penerima beasiswa merupakan warga tidak mampu, dibentuk Tim Verifikasi yang melibatkan beberapa Organisasi 

Perangkat Daerah (OPD). Tim verifikasi ini melibatkan anggota yang terdiri dari Dinas Pendidikan, Badan Perencanaan Daerah, Inspektorat Daerah, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Sosial, Balitbang Daerah, Bagian Hukum Setda dan Bagian Kesra Setda.

 

“Mahasiswa yang telah mendaftar 

melalui website kemudian diseleksi secara adminitratif. Baru kemudian ditetapkan mahasiswa mana yang lolos tahap selanjutnya untuk kemudian di verifikasi. Setelah dilakukan verifikasi maka bisa dinilai apakah mahasiswa tersebut layak atau tidak menerima beasiswa dan itu diputuskan bersama-sama oleh tim verifikasi," ujar Plt. Kepala Dinas Pendidikan Pali, Kamriadi.

 

Alokasi beasiswa yang digelontorkan adalah Rp1,4 miliar per tahun untuk 100 mahasiswa. Di tahun pertama penyaluran dana beasiswa ini, kuota tersebut tidak terisi penuh karena total yang ada hanya 73 mahasiswa.

 

“Tahun ini mahasiswa yang mendapat beasiswa ada 73. Sebanyak 63 dari mahasiswa yang diseleksi oleh Tim Kabupaten PALI. Sedangkan 10 lagi khusus bagi mahasiswa yang kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Khusus yang di ISI, Pemkab dan ISI sudah melakukan MoU (memorandum of understanding), sehingga mereka ditanggung selama kuliah,” timpal Kamriadi.

 


-
Mahasiswa asal Pali berfoto bersama Sekda Pali, Syahron Nazil

 

Mengenai kuota yang tidak sampai 

90 orang, Sekretaris Dinas Pendidikan, 

Haris Munandar, S.Pd. M.Si menambahkan berdasarkan hasil verifikasi tim independen, ke-63 mahasiswa itulah yang memenuhi kriteria.

 

“Yang daftar lewat daring lebih dari 

100. Tapi setelah diverifikasi ke lapangan, 63 itu yang pantas mendapat beasiswa. Kita tidak ingin melengkapi kuota tetapi ternyata tidak tepat sasaran. Mengenai kelebihan kuota itu, kemungkinan akan ditambahkan pada tahun depan,” ucapnya.

 


 


 

-

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X